Ribuan Warga China Menikmati Liburan Panjang Tanpa Khawatir Covid-19
Beijing - Berjalan santai dengan pakaian terbaik sambil menyeruput bubble tea, jutaan pelancong China ramai-ramai pergi ke tempat wisata domestik selama liburan panjang 1 Mei.
Gang-gang bersejarah Beijing dipenuhi pengunjung yang membawa kamera pada Selasa (4/5/2021). Sementara itu, seorang pengantin wanita terlihat mengenakan silk merah sedang berfoto dengan pengantin pria di luar Forbidden City.
Penduduk luar kota juga mengerumuni situs populer di Shanghai selama akhir pekan, banyak yang menyeret tas roda dan berfoto selfie di depan cakrawala kota.
Di Wuhan, tempat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada akhir 2019, ribuan orang tanpa masker bersorak-sorai dan menari di Strawberry Songs Festival di lapangan terbuka, seperti dilansir AFP pada Selasa (4/5/2021).
China telah mengendalikan sebagian besar penyebaran virus corona dengan lockdown ketat dan kontrol perbatasan sejak pertengan 2020.
Tercatat hanya 17 kasus di antara pelancong domestik yang dikarantina pada Selasa (4/5/2021).
Perekonomian China mencatat peningkatan PDB 18,3 persen pada kuartel pertama dan sebagian besar kehidupan di China telah kembali normal.
Hanya wabah kecil yang sesekali terjadi di sana, sekalipun muncul varian baru infection corona "mutan ganda" yang diyakini penyebab tsunami Covid-19 di India.
China telah menerapkan batasan penerbangan ke luar negeri dan persyaratan karantina bagi siapa word play here yang memasuki China secara ketat.
Adegan sukacita liburan panjang 5 hari yang berakhir pada Rabu (5/5/2021) sangat kontras dengan ketakutan dan keheningan kota-kota China pada awal 2020. Saat itu, jutaan orang diminta untuk tinggal di rumah dalam lockdown Covid-19 pertama di dunia.
Platform pemesanan perjalanan Ctrip mengatakan, pihaknya memperkirakan hingga 200 juta orang melakukan perjalanan di seluruh China selama periode libur 5 hari.
Pada hari libur panjang tersebut, pemesanan resort juga naik lebih dari 40 persen daripada periode sebelum pandemi Covid-19.
Namun, ada juga wisatawan yang membatalkan rencana liburan karena muncul wabah kecil selama periode Tahun Baru Imlek pada Februari 2020. Namun, pihak berwenang China tetap waspada terhadap kebangkitan virus corona.
Sehingga, ia mendesak tempat-tempat wisata untuk membatasi jumlah pengunjung dan mengharuskan pelancong untuk mendaftar terlebih dahulu sebelum memasuki situs populer.
Zhang, seorang pria dari Shijiazhuang di Provinsi Hebei yang mengunjungi Beijing bersama keluarganya, mengatakan, dia telah menantikan untuk melihat arsitektur dan monumen bersejarah di ibu kota.
"Virusnya sudah dikendalikan dengan baik, dan sekarang vaksinnya sudah keluar, jadi saya merasa relatif aman," katanya kepada AFP.
Zhao Mengyu, seorang siswa sekolah menengah dari pinggiran Kota Beijing, melakukan perjalanan sehari ke gang perbelanjaan Nanluoguxiang dalam liburan panjang.
"Saya pikir kami penduduk setempat merasa sangat beruntung," ujarnya kepada AFP.
"Jika kita berada di luar negeri, kita mungkin tidak bisa keluar ... kita tidak akan merasa bebas, dan itu juga akan sangat berbahaya," imbuhnya.
Gang-gang bersejarah Beijing dipenuhi pengunjung yang membawa kamera pada Selasa (4/5/2021). Sementara itu, seorang pengantin wanita terlihat mengenakan silk merah sedang berfoto dengan pengantin pria di luar Forbidden City.
Penduduk luar kota juga mengerumuni situs populer di Shanghai selama akhir pekan, banyak yang menyeret tas roda dan berfoto selfie di depan cakrawala kota.
Di Wuhan, tempat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada akhir 2019, ribuan orang tanpa masker bersorak-sorai dan menari di Strawberry Songs Festival di lapangan terbuka, seperti dilansir AFP pada Selasa (4/5/2021).
China telah mengendalikan sebagian besar penyebaran virus corona dengan lockdown ketat dan kontrol perbatasan sejak pertengan 2020.
Tercatat hanya 17 kasus di antara pelancong domestik yang dikarantina pada Selasa (4/5/2021).
Perekonomian China mencatat peningkatan PDB 18,3 persen pada kuartel pertama dan sebagian besar kehidupan di China telah kembali normal.
Hanya wabah kecil yang sesekali terjadi di sana, sekalipun muncul varian baru infection corona "mutan ganda" yang diyakini penyebab tsunami Covid-19 di India.
China telah menerapkan batasan penerbangan ke luar negeri dan persyaratan karantina bagi siapa word play here yang memasuki China secara ketat.
Adegan sukacita liburan panjang 5 hari yang berakhir pada Rabu (5/5/2021) sangat kontras dengan ketakutan dan keheningan kota-kota China pada awal 2020. Saat itu, jutaan orang diminta untuk tinggal di rumah dalam lockdown Covid-19 pertama di dunia.
Platform pemesanan perjalanan Ctrip mengatakan, pihaknya memperkirakan hingga 200 juta orang melakukan perjalanan di seluruh China selama periode libur 5 hari.
Pada hari libur panjang tersebut, pemesanan resort juga naik lebih dari 40 persen daripada periode sebelum pandemi Covid-19.
Namun, ada juga wisatawan yang membatalkan rencana liburan karena muncul wabah kecil selama periode Tahun Baru Imlek pada Februari 2020. Namun, pihak berwenang China tetap waspada terhadap kebangkitan virus corona.
Sehingga, ia mendesak tempat-tempat wisata untuk membatasi jumlah pengunjung dan mengharuskan pelancong untuk mendaftar terlebih dahulu sebelum memasuki situs populer.
Zhang, seorang pria dari Shijiazhuang di Provinsi Hebei yang mengunjungi Beijing bersama keluarganya, mengatakan, dia telah menantikan untuk melihat arsitektur dan monumen bersejarah di ibu kota.
"Virusnya sudah dikendalikan dengan baik, dan sekarang vaksinnya sudah keluar, jadi saya merasa relatif aman," katanya kepada AFP.
Zhao Mengyu, seorang siswa sekolah menengah dari pinggiran Kota Beijing, melakukan perjalanan sehari ke gang perbelanjaan Nanluoguxiang dalam liburan panjang.
"Saya pikir kami penduduk setempat merasa sangat beruntung," ujarnya kepada AFP.
"Jika kita berada di luar negeri, kita mungkin tidak bisa keluar ... kita tidak akan merasa bebas, dan itu juga akan sangat berbahaya," imbuhnya.
Komentar
Posting Komentar